Sabtu, 29 Mei 2010

MEMAHAMI KONSEP PENGENDALIAN KUALITAS

Pada dasarnya klausul 8 ISO 9001:200 menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari sistem manajemen kualitas. Hal ini dapat dicapai melalui penentuan metode-metode yang dapat diterapkan, termasuk teknik-teknik statistika dan lainya.
Peningkatan kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari produk (barang atau jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan diantara kinerja aktual dan standar.
Peningkatan kualitas sebagai suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta menentukan dan menginterpresetasikan pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas produk, guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Dengan demikian pengertian peningkatan sistem manajemen kualitas berdasarkan ISO 9001 : 2000 lebih menekankan pada aspek peningkatan proses idustri dengan menggunakan alat-alat analisis termasuk teknik-teknik statistika, bukan sekedar penggunaan alat-alat statistika yang selama ini telah salah diinterpresetasikan oleh banyak orang yang berkecimpung diluar bidang teknik dan manajemen industri.

APC, STRUKTUR PRODUK DAN BOM

Asembly Process Chart (APC) adalah suatu peta yang menggambarkan langkah dan proses perakitan yang akan dialami oleh komponen-komponen, disertai dengan pemeriksaan (inspeksi) dari mulai sampai menjadi produk jadi. Bentuk APC pada dasarnya hampir sama dengan OPC (Operation Process Chart), tetapi dalam APC hanya proses perakitanya saja yang dicantumkan, adapun informasi-informasi yang dapat diperoleh dari APC diantaranya adalah:
1. Komponen apa saja yang digunakan dalam proses kegiatan.
2. Jumlah komponen yang diperlukan.
3. Ukuran dari komponen yang akan dirakit.
4. Jumlah proses perakitan yang akan dilakukan.
5. Urutan Proses Perakitan.
6. Material tambahan yang dibutuhkan masing-masing komponen yang akan dirakit.
7. Banyaknya pemeriksaan yang dilakukan pada proses perakitan.

Dalam penyusunan APC dapat memberikan manfaat pada perakitan, fungsi dari APC adalah:
1. Menentukan kebutuhan konsumen.
2. Mengetahui kebutukan akan kriteria objek yang akan dubuat.

Lambang-lambang yang digunakan dalam penyusunan APC hampir sama dengan OPC, adapun lambang-lambang yang digunakan untuk membuat suatu APC adalah:

Merupakan lambang dari proses operasi atau perakitan komponen yang mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen yang lainya.

Meupakan lambang untuk kegiatan pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui proses perakitan yang telah dilakukan sesuai standar atau belum.
Merupakan lambang dari aktifitas penyimpanan, penyimpanan dilakukan setelah proses perakitan selesai dilakukan.

SISTEM SIMULASI

Konsep sistem simulasi muncul dan dilaksanakan pada permulaan tahun 1950-an, konsep ini muncul sebagai akibat dari terjadinya berbagai perubahan di dalam memandang persoalan dianggap dapat diuraikan menurut bagian-bagian yang berinteraksi secara simultan, perubahan-perubahan semacam ini secara nyata dapat diamati dalam percobaan.
Jenis-Jenis simulasi
Ada beberapa jenis simulasi adalah sebagai berikut:
1. Identity Simulation ( Simulasi Identitas) adalah sistem simulasi suatu kegiatan yang memberikan pernyataan atau suatu sistem dengan melalui model simbolik yang dapat dimanipulasi dengan mudah dan dapat menghasilkan angka-angka atau bilangan-bilangan numerik.
2. Ouasi Identity Simulation (Simulasi Identitas Semu) Simulasi ini selangkah lebih maju dibanding identity simulation. Semu ini memodelkan berbagai aspek yang terkait dari sistem yang sebenarnya dan dapat mengeluarkan unsur-unsur yang dapat membuat setiap Identity Simulation tidak berfungsi dengan baik.
3. Laboratory Simulation (Simulasi Laboratorium) Simulasi ini lebih murah dan lebih layak daripada identity simulation dan ouasi identity simulation dan akan dapat memberikan jawaban yang lebih esensial pada masa yang akan datang. Biasanya simulasi laboratorium ini memrlukan berbagai komponen, seperti: operator, software, hardware, komputer, prosedur operasional.

Operation Planning
Dalam operation planing menggunakan komputer untuk mengumpulkan data dan untuk mengolah informasi dari para pemain. Komputer memainkan peran penting untuk menjalankan berbagai aksi secara random yang merupakan jawaban dari para pemain.
Man Machine Simulation
Simulasi ini memberikan sudut pandang lain dalam menyelidiki berbagai konsep teknis dengan tujuan-tujuan tertentu. Disini aturan permainan tidak begitu dipentingkan, sementara komputer-komputer digunakan untuk mengolah dan menganalisis data, sebagai contoh:
1. Pada Rand Sistem, Research Laboratory juga menggunakan simulasi pembangkit rangsangan untuk mempelajari informasi-informasi procesing center.
2. Pada tahun 1956, Rand Corporation memastikan suatu logistics sistem laboratory dibawah sponsor angkatan laut USA. Studi ini pertama kali dilakukan pertama kali di laboratorium untuk hal-hal yang menyangkit simulasi dari dua sistem logistik yang luas.

Kamis, 06 Mei 2010

INDUSTRI KIMIA

Pengertian Industri Kimia
Industri adalah kerjasama sejumlah individu, rencana tujuan, spesialisasi aktifitas, penggunaan alat-alat dan mesin. Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku / bahan mentah menjadi suatu hasil / produk dengan memanfaatkan proses-proses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik. Peristiwa kimia fisik antara lain:
1. Pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan strukrut molekul yang berlainan.
2. Pengubahan fase, antara lain : penguapan, pengembunan, pengkristalan.
3. Pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunya yang lebih murni.
Yang termasuk ke dalam industri proses kimia adalah:
1. Industri kimia dasar: yaitu industri proses kimia yang menghasilkan produk zat dasar kimia, seperti Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia (NH3).
2. Industri pengolahan minyak bumi atau petroleum refinery: pada industri ini biasanya dihasilkan komponen-komponen bahan bakar minyak (BBM), seperti: bensin, kerosene, bahan bakar penerbangan, solar, minyak, diesel. Disamping itu dihasilkan juga produk-produk selain komponen bahan bakar minyak (non BBM), seperti, pelumas, wax, aspal, solvent, maupun produk petrokimia.
3. Industri petrokimia yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari fraksi minyak bumi , seperti: Etilen (C2H4) dan propilen (C3H6).
4. Industri pengolahan logam.
5. Industri elokimia yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang berasal dari fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani, seperti pabrik CPO (Crude Palm Oil).
6. Industri argokimia yaitu industri yang memproduksi aneka pupuk dan bahan kimia untuk budidaya pertanian, seperti pestisida, urea, ammonium sulfat.
7. Industri makanan dan minuman, seperti: susu, gula, dan garam.
8. Industri bahan pewarna dan pencelup.
9. Industri bahan peledak
10. Industri pulp dan kertas
11. Industri semen dan keramik
12. Industri karet, kulit dan plastik.

Industri kimia merujuk pada suatu industri yang terlibat dalam produksi zat kimia, industri ini mencakup petrokimia, agrokimia, farmasi, polimer, cat dan oleokimia, industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk membentuk zat baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-metode lain.
Industri kimia terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan, pertanian, dan sumber-sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara yang akan digunakan di industri lain.

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL DAN KAPASITAS

Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned dan manufactured planned orders. Planned manufactured orders kemudian diajukan untuk analisis lanjutan berkenaan dengan ketersediaan kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirements planning = CRP ).
Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item dependent demand, dimana permintaan cenderung discontinuous and lumpy. Item-item yang termasuk dependent demnad adalah sebagai berikut:bahan baku (raw material), parts, subassemblies, dan assemblies. Yang kesemuanya disebut manufacturing inventories. Teknik-teknik MRP dan CRP paling cocok diterapkan dalam lingkungan job shop manufactuirng, meskipun MRP dapat pula diadopsi dalam lingkungan repetitive manufacturing.
Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, utnuk peentuan yang tepat, pada waktu yang tepat. Berdasarkan jadwal yang diturunkan dari rencana produksi. MRP membutuhkan lima sumber informasi utama yaitu:
1. Master Production Planning (MPS).
2. Bill Of Material (BOM)
3. Item Master.
4. Pesanan-pesanan orders.
5. Kebutuhan-kebutuhan (requirements).
Mekanisme-mekanisme dari MRP:
1. Lead Time
2. On Hand
3. Lot Size
4. Safety Stock
5. Planning Horizon
6. Gross Requirement
7. Project on Hand.

PENJADWALAN PRODUKSI INDUK (MPS)

Penjadwalan produksi induk atau biasa disebut MPS dalam dunia industri manufakturing, dalam MPS digunakan beberapa penjadwalan diantaranya sebagai berikut:
1. Penjadwalan produksi induk (Master Production Scheduling)
2. Jadwal Produksi Induk.
Pada dasarnya istilah MPS digunakan untuk jadwal produksi induk, yang dimaksud dengan MPS disini adalah jadwal produksi induk (master production sheduling) sedangkan istilah MPS untuk penjadwalan produksi induk yang mengacu pada aktifitas proses menghasilkan MPS disebut sebagai master scheduling, dan output dari aktifitas itu disebut sebagai master production schedule.
Pada dasarnya jadwal produksi induk merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan periode waktu. MPS mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencana produksi. Apabila rencana produksi yang merupakan hasil dari proses perencanaan produksi (aktivitas pada level 1 dalam hirarki perencanaan prioritas dinyatakan dalam bentuk agregat, jadwal produksi induk yang merupakan hasil dari proses penjadwalan produksi induk dinyatakan dalam konfigurasi spesifik dengan nomor-nomor item yang ada dalam item master and BOM (Bills of Material).
Aktivitas penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk, memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik tinjauan ulang.

Definisi Pengukuran kerja Operator

Pengukuran kerja Operator adalah aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator. Tujuannya adalah untuk menormalkan waktu kerja yang disebabkan oleh ketidakwajaran.
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dan qualified dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Pada pengukuran waktu kerja ada dua jenis pengukuran, yaitu :
a. Pengukuran secara langsung :
- Pengukuran Jam henti ( stop watch Time Study ).
- Work Sampling.
b. Pengukuran secara tidak langsung :
- Data Waktu Baku (standar data).
- Data Waktu Gerakan.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis pengukuran diatas, antara lain :
a. Pengukuran secara langsung :
- Kelebihan:
Praktis, mencatat waktu saja tanpa harus menggunakan pekerjaan kedalam elemen-elemen pekerjaannya.
- Kekurangannya:
Membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal.
b. Pengukuran secara tidak langsung :
- Kelebihan:
• Waktu relatif singkat, tanpa mencatat elemen-elemen gerakan pekerja satu persatu.
• Biaya lebih murah.
• Prediterminded, kemampuan memprediksi suatu penyelesaian pekerjaan.

- Kekurangan:
• Belum ada tabel data waktu gerakan yang menyeluruh.
• Tabel yang digunkan adalah untuk orang eropa.
• Dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang baik yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Langkah-langkah yang perlu diikuti sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut:
a. Penetapan tujuan pengukuran
Tujuanya adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran.
b. Melakukan penelitian pendahuluan
Tujuannya adalah mempelajari kondisi kerja dan cara kerja sehingga diperoleh usaha perbaikan, membakukan secara tertulis sistem kerja yang dianggap baik, dan operator memerlukan pegangan baku.
c. Memilih operator
Tujuannya adalah agar operator dapat berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.
d. Melatih operator
Hal ini dapat ditunjukkan dengan kurva pengembangan penguasaan pekerjaan oleh operator sejak mulai mengenalnya sampai terbiasa.















Gambar Kurva belajar

e. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan
Tujuannya adalah untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan, memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen, untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin dilakukan pekerja, dan mengembangkan data waktu baku standar setiap tempat kerja yang bersangkutan.
f. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Alat-alat yang digunakan antara lain :
- Jam henti (stopwatch)
- Lembar pengamatan
- Alat tulis
- Papan pengamatan

(Sumber : Sutalaksana, 2006)

MANAJEMEN PERMINTAAN

Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefenisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusun jadwal induk (master scheduler) mengetahui dan menyadari semua permintaan produk itu. Manajemen permintaan akan menjaring informasi yang berkaitan dengan peramalan (forecasting), order entry, order promising, branch warehouse requirement, pesanan antar pabrik (interplant orders), dan kebutuhan untuk service part.
Sumber utama yang berkaitan dengan informasi permintaan produk, yaitu:
1. Ramalan terhadap produk independent demand yang bersifat tidak pasti (uncertain), dan.
2. Pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti (certain)
Aktifitas suatu peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramalan, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan dapat menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal. Konsep dasar sistem peramalan dalam manajemen permintaan, pada dasarnya terdapat sembilan langkan yang harus diperhatikan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen pemintaan, yaitu:
1. Menentukan tujuan dari peramalan.
2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
3. Menentukan horizon waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah atau panjang).
4. Memilih model-model peramalan.
5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
6. Validasi model peramalan.
7. Membuat peramalan.
8. Implementasi hasil-hasil peramalan.
9. Memantau keandalan hasil peramalan.

DESAIN PROSES STRATEGIK DALAM SISTEM MANUFAKTUR

Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh pihak manajemen industri ketika mendesain proses strategik dalam suatu sistem manufaktur, yaitu:
1. Strategi respon terhadap permintaan konsumen.
2. Startegi desain proses manufakturing, dan.
3. Startegi sistem perencanaan dan pengendalian manufakturing.
Strategi respon terhadap permintaan konsumen mendefenisikan bagaimana suatu perusahaan industri manufaktur akan memberikan tanggapan atau respon terhadap permintaan konsumen. Pada dasarnya startegi respon terhadap permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dalam lima kategori sebagai berikut:
1. Design to order merupakan strategi design to oerder atau kadang-kadang disebut sebagai enginner to order, perusahaan tidak membuat produk itu sebelumnya. Dengan demikian bagi perusahaan yang memilih startegi ini tidak mempunyai sistem inventori, karena produk baru akan didesain dan diproduksi setelah ada permintaan pelanggan.
2. Make to order Perusahaan industri yang memilih startegi make to order hanya mempunyai desain produk dan beberapa material standar dalam sistem inventori, dari produk-produk yang telah dibuat sebelumnya.
3. Assemble to order perusahaan industri yang memilih strategi assemble to order akan memiliki inventori yang terdiri dari semua subassemblies atau modul-modul. Apabila pelanggan memesan produk, produsen secara tepat merakit modul-modul yang ada dan mengirimkan dalam bentuk produk akhir ke pelanggan.
4. Make to stock perusahaan industri yang memilih strategi make to stock akan memiliki inventori yang terdiri dari produk akhir (finished produk) untuk dapat dikirim dengan segera apabila ada permintaan dari pelanggan.
5. Make to demand dapat dianggap sebagai suatu strategi baru yang akan dikembangkan dalam perusahaan industri, dimana respon terhadap peemintaan pelanggan secara total adalah fleksibel.

ANALISA KELAYAKAN PABRIK

Analisa kelayakan pabrik adalah sebuah penelitian atau studi mengenai sejauh mana sebuah pabrik dapat didirikan serta beroperasi, manfaat yang dapat diraih oleh orang yang terlibat dan dampak-dampak apa yang mungkin terjadi setelah pabrik didirikan. Tiga aspek penting dalam Analisa Kelayakan Pabrik:
1. Manfaat Ekonomis/manfaat finansial secara mikro:keuntungan jauh lebih besar dari resiko.
2. Manfaat ekonomis bagi negara (manfaat makro).
3. Manfaat sosial.
Pembuatan pabrik merupakan penanaman investasi, keuntungan sebuah negara bila ada penanaman investasi:
1. Penyerapan tenaga kerja.
2. Produk Output.
3. Penghematan Devisa.
4. Penambahan Devisa.
Untuk suatu perusahaan pembuatan pabrik merupakan kegiatan yang akan mengeluarkan modal (capital expenditure):
1. Konsekwensi pengembalian jangka panjang, oleh karena itu akan mempengaruhi keuangan perusahaan dalam waktu yang panjang juga.
2. Modal pembuatan pabrik biasanya besar untuk perusahaan tersebut.
3. Komitmen yang diambil biasanya tidak mudah dapat dirubah. Sekali membeli mesin produksi pabrik maka harga jual dipasar mesin tersebut akan jatuh.
Dalam pembuatan pabrik memerlukan biaya, dan komitmen dari perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisa/studi tentang kelayakan pendirian sebuah pabrik secara hati-hati, agar jangan sampai investasi yang sudah terlanjur ditanam tetapi tidak menguntungkan. Kesalahan yang mungkin terjadi:
1. Salah perencanaan.
2. Salah dalam memperkirakan pasar yang tersedia.
3. Salah dalam menerapkan teknologi.
4. Kesalahan dalam memperkirakan supply bahan baku.
5. Salah memperkirakan kebutuhan tenaga kerja.
6. Salah dalam pelaksanaan pembuatan pabrik.
7. Biaya yang membengkak.
8. Waktu yang tertunda-tunda.
Tujuan dilakukan analisa kelayakan pabrik adalah untuk menghindari keterlajuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan.