Rabu, 24 Maret 2010

Just In Time (JIT)

Konsep dasar system produksi tepat waktu (Just in Time) adalah memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap proses dalam system produksi, dengan cara yang paling ekonomis dan yang paling efisien.
Dalam situasi persaingan yang sangat kompetitif saat ini, dimana pasar menetapkan harga (produsen harus mengikuti harga pasar yang berlaku) serta pelanggan hanya dibutuhkan pada saat dengan harga yang kompetitif pada tingkat kualitas yang diinginkan, strategi produksi tepat waktu (Just In Time) lebih tepat dibandingkan strategi peroduksi konvensional.
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time Production System) pada awalnya dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota motor Coorporation di jepang, sehingga sering juga disebut sebagai system produksi Toyota. Strategi ini kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan jepang, terutama setelah krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari system produksi tepat waktu ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktifitas total industry secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (Waste) secara terus-menerus. (John A.White:Production Handbook,Georgia Institute of Technology,1987).
Strategi produksi Just In Time (JIT) diterapkan pada seluruh system industry modern sejak proses rekayasa (engineering), pemesanaan material dari pemasok (Suppliers), manajemen material dalam industry, proses fabrikasi industry, sampai distribusi produk industry kepada pelanggan. Tampak bahwa system industry modern berorentasi kapada kepuasan pelanggan dengan jalan mengintegrasikan ketiga komponen utama, yaitu: Pemasok material (Input), proses fabrikasi (Factory Proses) dan pelanggan customer sebagai satu system yang utuh.
Beberapa sasaran utama yang ingin dicapai dari system produksi JIT adalah:
1. Reduksi scrap dan rework.
2. Meninggalkan jumlah pemasok yang ikut Just In Time.
3. Meningkatkan kualitas proses produksi.
4. Mengurangi inventory (Orientasi zero Inventory).
5. Reduksi penggunaan ruang pabrik.
6. Linearitas output pabrik (Berproduksi pada tingkat yang constant selama waktu tertentu).
7. Reduksi overhead dan
8. Meningkatkan produktifitas total indutri secara keseluruhan.
Untuk dapat menerapkan strategi Just In Time (JIT), sistem informasi dalam industri harus bersifat transparan dan komperehensif, dimana beberapa mode informasi yang diperlukan adalah:
1. Daftar pemasok material dari program Just In Time.
2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan.
3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departement pembelian material dari perusahaan.
4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.
Agar strategi Just In Time yang diterapkan menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai harapan. Beberapa tindakan korektif dalam program Just In Time adalah:
1. Membuat daftar masalah kepada pemasok material.
2. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah.
3. Memberi dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila diperlukan.
4. Diskualifikasi pemasok material itu apabila tidak ada respon terhadap masalah dalam waktu tertentu.
5. Melakukan inspeksi secara berkala, dan
6. Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan atau perbaikan kualitas terus-menerus, ditunjukan dalam gambar 2.1.
Dari gambar 2.1 tampak bahwa sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (Capital Turnover Ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (Waste) dalam system indutri. JIT harus dipandang sebagai sesuatu yang lebih luas dari pada sekedar suatu program pengendalian inventori. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat.
Tujuan utama JIT adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus-menerus (Continuous Improvement). Dibawah filosofi JIT, segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal. Informasi manajerial, proses dan lain-lainyang tidak memberikan nilai tambah kepada produk disebut pemborosan(Waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci JIT, nilai tambah produk hanya diperoleh melalui aktifitas aktual yang dilakukan langsung pada produk, dan tidak melalui pemindahaan, penyimpanan, penghitungan dan penyortiran produk, pemindahaan, penyimpanan, penghitungan dan penyortiran produk, tidak menambah nilai pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan pemborosaan (Waste).
Pada dasarnya system produksi JIT mempunyai enam tujuan dasar sebagai berikut:
1.Mengintegrasikan dan mengoptimumkaan setiap langkah dalam proses manufacturing.
2.Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan
3.Menurunkan ongkos manufacturing secara terus-menerus.
4.Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
5.Mengembangkaan fleksibilitas manufacturing.
6.Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerjasama dengan pemasok dan pelanggan.
(Sumber : Vincent, Gasperz,2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar